Senin, 26 September 2016

Berita Kesambi-Cirebon



BELOK KIRI IKUTI ISYARAT LAMPU
Kamis ,01 Mei 2014 (17.00 WIB)  tepatnya di jalan kesambi Kota Cirebon,terlihat banyak sekali para pengendara roda dua yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas.
Perintah “Belok Kiri Ikuti Isyarat Lampu” nampaknya tidak dihiraukan oleh pengendara roda dua. Hampir seluruh pengendara  yang menuju arah kiri jalan tersebut menerobos lampu merah tanpa rasa ragu. Tidak hanya pengendara motor dan mobil saja , terutama angkot menerobos lampu merah secara bersamaan dalam satu waktu,agaknya tulisan yang dipasang dibawah lampu merah itu sudah tidak dipedulikan lagi. Mereka melaju dengan kecepatan tinggi,melawan para pengendara yang sedang melaju didepannya.
Ketika diadakannya wawancara ,para pengendara motor berkata “Saya buru-buru.Jadi terpaksa menerobos lampu merah,lagian belokan yang lain juga langsung kok.”(32 tahun). Alasan yang paling sering dikatakan para pengendara motor menerobos perintah “Belok Kiri Ikuti Isyarat Lampu”. Terbiasanya para pengendara motor yang melihat Perintah “ Belok Kiri Langsung” yang jumlahnya memang lebih banyak disetiap belokan lampu merah di kota Cirebon. Karena terbiasa dengan keadaan seperti itu, para pengendara motor tidak ragu lagi untuk menerobos lampu merah yang sebenarnya untuk pengendara yang menuju arah kiri harus mengikuti isyarat lampu. Hal ini sangat memprihatikan sekali, pengendara motor tidak sadar bahwa hal tersebut dapat mengancam keselamatan nyawa mereka sendiri.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya mematuhi rambu-rambu lalu lintas,nampaknya sudah tidak penting lagi bagi kebanyakan orang. Melihat hal ini seharusnya aparat Kepolisian bertanggungjawab untuk menertibkan pengendara motor, agar mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan dapat menciptakan keamaan serta kenyamanan bagi pengendara motor lainnya. Dan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan seharusnya polisi dapat bekerja langsung untuk memantau tempat-tempat yang terdapat lampu merah dengan perintah “ Belok kiri ikuti isyarat lampu”  terutama yang berada di jalan Kesambi.
Selain pengawasan dari aparat kepolisian ,para pengendara juga sebaiknya lebih berhati-hati dalam berkendara. Tingginya angka kecelakaan seharusnya dapat menjadi cerminan agar lebih waspada dalam berkendara.(Cirebon,01 Mei 2014)
Oleh : Ismi Izzati (Mahasiswa Diksatrasia Unswagati)

Rangkuman Materi Bahasa Bantu




1. RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Pertemuan pertama, 8 September 2015 (Perkenalan Silabus)
Agenda perkuliahan :

1) Perkenalan awal
2) Kedudukan bahasa Indonesia
3) Sejarah perkembangan bahasa Sunda
4) Vokal dan konsonan bahasa Sunda
5) Aksara sunda
6) Menulis aksara sunda
7) Wangun kecap
8) UTS



9) Kecap rajekan
10) Warna kecap basa Sunda
11) Wangun kalimah basa Sunda
12) Wanda kalimah basa Sunda
13) Fungsi kalimah basa Sunda
14) Wacana
15) Undak -unduk basa Sunda
16) UAS


2. Pertemuan kedua, 15 September 2015 ( Sejarah, Fungsi, Kedudukan, Ragam Bahasa Indonesia)
A. Sejarah Bahasa Indonesia
            Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu. Pada zaman Sriwijaya bahasa melayu digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan dari dalam dan luar Nusantara. Terbukti dengan ditemukannya beberapa peninggalan seperti :
a. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang (tahun 683)
b. Prasasti Talang Tuo di Palembang (tahun 684)
c. Prasasti Kota Kabur di Bangka Barat (tahun 686)
d. Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi (tahun 688)
            Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara. Pada saat itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengubah bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Ikrar itu dimuat dalam Sumapah Pemuda, 28 Oktober 1928 pada butir ke 3).
            Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa nasional pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu UUD 1945 di sahkan sebagai UUD Negara RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia” (Pasal 36 ayat 2 BAB XV).
B. Fungsi Bahasa Indonesia
            Dalam Kedudukannya sebagai Bahasa Indonesia
1) Sebagai lambang kebanggan kebnagsaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita.
2) Sebagai lambang identitas nasional.
3) Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarsuku.
4) Sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya pernyataan berbagai-bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
C. Kedudukan Bahasa Indonesia
            Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional. Kududukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah.
D. Ragam Bahasa Indonesia
1) Ragam Lisan
a) Penggunaan bentuk kata
b) Penggunaan kosakata
c) Penggunaan Struktur kalimat
2) Ragam Tulis
a) Penggunaan bentuk kata
b) Penggunaan kosakata
c) Penggunaan Struktur kalimat


3. Pertemuan ketiga, 22 September 2015 (Sejarah Perkembangan Basa Sunda)
            Tidak diketahui kapan bahasa sunda lahir, tetapi dari bukti tertulis yang merupakan keterangan tertua, berbentuk prasasti berasal dari abad ke 14. Prasati itu ditemukan di Kawali Ciamis, dan ditulis pada batu alam dengan menggunakan aksara dan bahasa sunda (kuno). Diperkirakan prasati ini ada beberapa buah dan dibuat pada masa pemerintahan Prabu Niskala Wastukancana (1397-1475).
Perkembangan Bahasa Sunda
1) Sebelum tahun 1600M. Digunakan di kerajaan sehingga dipengaruhi bahasa melayu.
Abad ke-17, orang Belanda ke Hindia Belanda sangat mengetahui jika sunda memiliki budaya tersendiri.
2) Antara tahun 1600-1800M. Dipengaruhi bahasa Arab.
            Tahun 1811-1816 Raflles (Gubernur Inggris) mengadakan penelitian terhadap sejarah dan kebudayaan lokal, terbukti dalam buku yang berjudul history of java. Ia masih dibingungkan apakah bahasa sunda itu sebagai varian dari bahasa jawa atau bagian dari bahasa jawa gunung di bagian barat.
3) Antara tahun 1800-1900M. Dipengaruhi oleh bahasa Belanda.
Abad ke-19, orang Belanda masih beranggapan sama seperti abad ke-17. Tahun 1829, Andreas de Wide melakukan penelitian etnografi di wilayah sunda dan menyebutkan bahwa bahasa sunda adalah bahasa tersendiri, kemudian pada tahun Andreas merevisi penelitiannya dan mengukuhkan bahwa bahasa sunda adalah etnis tersendiri.
4) Antara tahun 1900-1945M. Bahasa sunda mulai berkembang dengan adanya sarjana bahasa sunda.
            Memed Sastrahadiprawira (Seorang sarjana sunda) mengatakan bahwa bahasa merupakan pertanda (ciciran bangsa).
5) Dari tahun 1945 sampai sekarang. Saat ini bahasa sunda sudah berbeda dengan bahasa sunda dulu.
            Diakuinya bahasa sunda :
            Tahun 1841 bahasa sunda mulai diakui sebagai bahasa yang mandiri, ditandai dengan munculnya kamus bahasa sunda yang pertama (kamus bahasa belanda-melayu-sunda). Kamus tersebut diterbitkan di Amsterdam yang disusun oleh Roorda (Seorang sarjana bahasa timur).
Variasi bahasa sunda :
1.      Dialek barat                 : Banten
2.      Dialek utara                 : Bogor dan Pantura
3.      Dialek selatan              : Priangan (Bandung, Sumedang)
4.      Dialek tengah timur    : Majalengka
5.      Dialek timur laut         : Kuningan, beberapa bagian Brebes
6.      Dialek tenggara           : Ciamis
            Bahasa sunda sebagai bahasa daerah :
1) Lembaran negara (staatsblad) No. 125 tahun 1893 ayat 6, ditetapkannya bahasa daerah yang diajarkan di sekolah yaitu bahasa yang dianggap paling bersih untuk sekolah-sekolah di Jawa Barat harus Bahasa Sunda Bandung.
2) UUD 1945, Bab XV Penjelasan pasal 36, yang menjelaskan di wilayah-wilayah yang mempunyai bahasa-bahasa tersendiri, yang dipelihara secara baik oleh masyarakat, maka bahasa tersebut akan dipelihara dan dilestarikan oleh negara.
3) Perda provinsi Jawa Barat No. 5 tahun 2003 tentang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara, serta petunjuk pelaksanaannya.

4. Pertemuan keempat, 22 September 2015 (Vokal dan Konsonan Bahasa Sunda).
A. Vokal
a. Perkara Vokal
            Huruf vokal dalam bahasa sunda ada 7, yaitu a, i, u, e, o,eu, dan ê. Sedangkan dalam bahasa Indonesia huruf vokal ada 5 yaitu a, i, u, e, o.
Sora anu dikeluarkeunana gumantung kana tilu hal, nyaêta :
1) luhur-handapna lêtah;
2) maju-mundurna lêtah;
3) wangun bibir.
            Misalnya saja, pada saat kita mengucapkan vokal i, posisi lidah ada di atas dan di depan, serta bentuk bibir seperti meringis. Sedangkan pada saat mengucapkan vokal u, posisi lidah di atas dan di belakang, serta bibir membundar seperti manyun. Tentu saja akan beda dengan pada saat kita mengucapkan vokal a, o, e, ê, dan eu.
b. Vokal dina basa sunda
            Pada akasra sunda, huruf vokal disebut aksara macakal, yaitu aksara yang menrubah suara. Masing-masing mempunyai istilah sendiri, yaitu :
1)      panghulu, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora i,
2)      panyuku, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora u,
3)      panêlêng, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora ê (têlêng),
4)      pamepet, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora e (pepet),
5)      panolong, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora o,
6)      paneuleung, aksara pikeun ngarobah sora jadi sora eu,
B. Konsonan
a. Perkara Konsonan
            Konsonan dalam bahasa sunda ada 23 yaitu, b, c, d, g, h, j, k, l, m, n, p, r, s, t, w, y, ny, ng dan yang mendapat pengaruh asing yaitu f, q, v, x, z. Sedangkan vokal dalam bahasa Indonesia hanya ada 21 yaitu , b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Dina ngalafalkeun konsonan aya tilu hal anu kalibet, nyaêta :
1) kaayaan pita sora;
2) paantelna atawa padeukeutna sawatara alat ucap, jeung
3) cara êta alat ucap têa paantel atawa padeukeut.
            Sawatara istilah daêrah artikulasi, nyaêta :
1)      bilabial, apabila bibir bawah dan bibir atas bertemu  (p, b, m, w).
2)      Labiodêntal, apabila bibir bawah bertemu gigi atas (f dan v).
3)      Dêntal-alvêolar, apabila ujung lidah bertemu gigi atau gusi (d, l, n, r, s, s dan z)
4)      Palatal, apabila ujung lidah menempel di langit-langit atas (e, j, y, ny).
5)      Vêlar, apabila bagian belakang lidah beradu dengan langit-langit atas (k, g, x, ng).
6)      Glotal, apabila pita susra didekatkan dengan udara yang keluar. Anu dihasilkeunana disebut konsonan glotal, nyêta : h .
Jika dilihat dari cara keluarnya bunyi, huruf konsonan bisa dibagi menjadi 2, yaitu:
1.      konsonan sora bahan ( oral ), b, c, d, f, g, h, j, k, l, p, r, s, t, w, y.
2.      Konsonan sora irung ( nasal ), m,n, ny dan ng.
b. Konsonan dina basa sunda
            Pada aksara sunda, huruf konsonan dinamakan aksara ngalagena. Hurufkanya biasa dinamakan cacarakan, urutannya : ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, (dha), ja, ya, nya, ma, ga,ba, (tha), nga.
C. Kluster
            Kluster dina basa sunda diantarana :
Ø   bl        : blug, tambleg, gemblong
Ø  cl         : clak, kênclêng, benclang-benclung
Ø  dr         : bandring, bandrek, condrê
Ø  py        : ampyang, kempyang
Ø  kr         : skripsi, dongkrak, angkrêk
Perhatikeun kalimah di handap !
1) Pami ngerjakeun tugas têh teu kenging di tamblegkeun
2) Si Emod mah pagaweana têh benclang-benclung waê
3) Pun Bapa nuju ngaleueut bandrêk
4) Têh Tini taun ayeuna nuju nyusun skripsi

D. Engang
1) Perkara Engang
            Engang atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan suku kata adalah bagian kata yang diucapkan dengan mengeluarkan nafas hanya satu kali. Kata seperti abdi (aku) diucapkan dengan cara mengeluarkan nafas dua kali. Nafas yang pertama mengucapkan bunyi ab dan nafas satunya dikeluarkan untuk mengucapkan bunyi di.
2) Adegan Engang
            Kecap dina  basa Sunda bisa diwangun ku hiji engang atawa leuwih. Contohna :
Ø  hiji engang       : sok, ku, di, nu, jeung
Ø  dua engang      : a-nu, ê-ta, hen-teu, ha-reup
Ø  tilu engang      : ku-ma-ha, sa-ur-na, am-be-kan
Ø  opat engang     : sa-ku-ma-ha, ha-ra-ri-deung, ca-ra-ra-ang
Ø  lima engang     : me-re-ke-teng-teng, pi-ka-nya-a-heun, pi-ka-he-a-un

5. Pertemuan kelima, 6 Oktober 2015 ( Aksara Sunda )
1) Aksara ngalagena (konsonan) aya 25, nyaêta :
1.jpg

2) Aksara Sora (vokal) aya 7, nyaêta :
Untitled.jpg
3) Rarangkên (vokalisasi)
            Rarangkên aksara sunda aya 13, nu ditulis dumasar kana tempat cicingan aksara dasar, nyaêta :
a.      Rarangkên nu ditulis di luhureun lambang aksara dasar jumlahna aya lima,
2.jpg
b.      Rarangkên nu ditulis di handapeun lambang aksara dasar,

4.jpg

c.       Rarangên nu ditulis sajajar jeung aksara dasar,

5.jpg
d.      Rarangkên nu bisa ogê dihijikeun atawa diadumaniskeun jeung aksara vokal, nu jumlahna aya 3,
4) Wilangan (angka)
1.jpg          Untitled.jpg

6. Pertemuan keenam, 13 Oktober 2015 ( Latihan Menulis Aksara Sunda)
            Pada pertemuan ini, ibu Hesti selaku dosen mata kuliah Bahasa Bantu memberikan tugas kepada mahasiswa untuk :
1)      Menulis nama lengkap menggunakan aksara sunda
ISMI IZZATI
2.png      1.png     4.png          2.png 16.png16.png  5.png





I        Sa = S         Ma = Mi
 

I        Za = Z         Za         Ta = Ti
 
 



2)      Menulis alamat menggunakan aksara sunda
LOSARI


17.png 1.png  8.png


La = Lo      Sa                      Ra = Ri
 
 


3)      Menulis tempat, tanggal lahir menggunakan aksara sunda
Brebes, 10 Maret 1995


1                0       ma           ra=re
 
Ba=b      ra= re       ba=be          sa=s
 
18.png8.png18.png1.png,                       4.png8.png



5.png 





Ta = T
 

1               9                9               5
 
 




4)      Menulis angka dalam basa sunda
1.jpg                      Untitled.jpg

7. Pertemuan ketujuh, 27 Oktober 2015 (Wangun Kecap)
A. Kecap asal
            Proses morfologis bahasa sunda yaitu proses menghasilkan kata turunan, dengan cara:
1)      ngarangkênan, anu hasilna disebut kecap rundayan.
2)      ngarajêk, anu hasilna disebut kecap rajêkan
3)      ngantêtkeun, anu hasilna disebut kecap kantêtan
Contoh : kababawa
1. Bawa           , Kecap asal     : bawa
                        , Kecap dasar  : kabawa
B. Kecap rundayan
            Kecap rundayan yaitu kata yang kata dasar yang dibangun sudah digabungkan. Rarngkên dina basa sunda têh kabehnana aya opat, nyêta :
1)      Rarangkên Hareup
Ø  Ba                    : Pak Andi pergi balayar ka laut.
Ø  Di                    : Uangnya sudah dicokot Ayah.
Ø  Ka                   : Sukuna kapacul.
Ø  Barang            :Si Dede mah lamun keur diajar teh barangdahar wae.
Ø  N- (nasal)         : Teh Ismi keur nulis.
Ø  Pa                    : Si Ary teh pagawe kantor.
Ø  Pada-              : Anak kost padadek ngasuh si dede putri.
Ø  Para                : Paraguru keur nyakaeun gempungan.
Ø  Per                  : Perbawa loba duit sok hayang sagala dibeuli.
2) Rarangkên Tengah
v  -ar-, contohna : Lieur + -ar- = Lalieur
v  -in-, contohna : Tulis + -in- = Tinulis
v  -um-, contohna : Amis + -um- = Umamis
3) Rarangkên Tukang
o   –an, kuburan
Si Ulya keur ceurik di kuburan bapana.
o   –eun, bawaeun
Si Olel ka kosan loba pisan bawaeun.
o   –keun, tinggalkeun
Deuh, si Dede mah tinggalkeun wae, da sok lila.
o   –na, bajuna
Bajuna si Rina alus pisan.
4) Rarangkên Barung
ü  Ka-an, kacopetan
Aya ibu-ibu kacopetan di pasar.
ü  Pa-an,
Manehna têh geus lila teu boga pakasaban.
ü  Pang-keun,
Cing, pangmawakeun buku ka dieu!

8. UTS

9. Pertemuan kesembilan, 10 November 2015 (Kecap Rajekan)
a. Kecap Rajékan Dwipurwa
Kecap rajékan dwipurwa nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali engang mimiti wangun dasarna (dwi = dua, purwa = mimiti). Guna jeung hartina, di antarana:
(1) “Si Sujani jadi pupuhu di Organisasi Pramuka.”
Ngarajék dwipurwa di dinya gunana ngawangun kecap barang nu hartina ‘anu dianggap …’.
Conto séjéna: sesepuh, kokolot, papayung.
(2) “Lemburna mamang Ali keur meunag papait.”
Ngarajék dwipurwa di dinya gunana ngawangun kecap barang nu hartina ‘anu boga sipat …’.
Conto séjéna: mamanis, kokotor.
b. Kecap Rajékan Dwimadya
Kecap rajékan dwimadya (dwi = dua, madya = tengah) nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali engang di tengah-tengah wangun dasarna.
Guna jeung hartina:
“Geus sababaraha kali manéhna datang ka dieu.”
Ngarajék dwimadya gunana ngawangun kecap bilangan nu hartina ‘mindeng/loba …’.
c. Kecap Rajékan Dwimurni
Kecap rajékan dwimurni (dwi = dua, murni = asli, tulén) nyaéta kecap rajékan anu diwangun ku cara nyebut dua kali wangun dasarna.
Guna jeung hartina:
(1) “Buku-buku di baca Mahasiswa.”
Ngarajék dwimurni di dinya gunana ngawangun kecap barang nu hartina ‘loba/rupa-rupa …’.
Conto séjéna: guru-guru, jalma-jalma, gunung-gunung.
(2) “Pa Oding keur nyieun kaca-kaca.”
Ngarajék dwimurni di dinya gunana ngawangun kecap barang nu hartina ‘boga sipat saperti …’.
Conto séjéna: kuda-kuda.
d. Kecap Rajékan Dwiréksa
            Kecap rajekan yaitu kecap rajekan yang dibagun dengan cara menyebut dua kali kata dasarnya dengan salah satu kata ada yang dirubah suaranya.
Contoh :
ü  Maneh mah bolak-balik wae.
ü  Bayu mah pagaweane tulas-tulis teu jelas bae.
e. Kecap Rajékan Trilingga
            Kecap jarekan trilingga yaitu kecap rajekan yang dibagun dengan cara menyebut tiga kali kata dasarnya dengan merubah suara.
Contona          :
1. dar-der-dor             : Guluduk meuni dar-der-dor.
2. blag-blig-blug          : Gajah leumpangna meuni blag-blig-blug.
3. hah-heh-hoh            : Manehna nyarita hah-heh-hoh.
10. Pertemuan kesepuluh, 17 November 2015 ( Warna Kecap)
a. Kecap barang
Perhatikan kalimat dibawah ini !
1. Ismi meuli buku di gramedia.
2. Alif numpak sepeda.
3. Ibu nyandak sangu.
            Pada contoh kaimat di atas ada kata-kata : ismi, alif, ibu berupa jejer. Sedangkan kata-kata seperti buku, sepeda, sangu berupa objek. Semuanya termasuk ke dalam kata benda. Jadi bisa dikatakan bahwa kata benda bisa berupa subjek atau objke dalam kalimat.
b. Kecap sulur
            Kecap sulur yaitu kecap yang dipakai untuk mengganti kata benda.
A) kecap gaganti ngaran
1) kecap gaganti jalma kahiji (kuring, urang, kami dll)
“Di dieu mah kumaha di dinya, bae.”
2) kecap gaganti jalma kadua (maneh, anjeun, sia dll)
“Anjeun mah panginten tos lali ka abdi.”
3) kecap gaganti milik (kuring, manehna, maneh dll)
“Kamari kuring nginjeum sepeda maneh.”
4) kecap panuduh è “Ilo ku hidep ieu bacaan di handap.”
5) kecap pananya è“Naon eta teh ?”
6) kecap pagawean è“Karsim dicarekan ku bapana.”
7) kecap sipat è“Teh tuti meuni geulis pisan.”
8) kecap bilangan è“Manehna teh boga buku tilu.”
9) kecap panyeluk è“Aduh, meuni mesra maneh teh.”

11. Pertemuan kesebelas, 24 November 2015 ( Wangun Kalimah)
A. Kalimah Salancar
Kalimah salancar nya eta kalimah anu diwangun ku hiji klausa bebas atawa bagian galeuh (J-C), boh dibarengan ku bagian panambah boh henteu. Kalimah salancar anu diwangun ku hiji bagian galeuh (J-C), boh dibarengan ku O atawa Pa, disebut kalimah salancar basajan, ari kalimah salancar anu diwangun ku bagian galeuh jeung bagian panambah atawa katerangan disebut kalimah salancar jembar.
a. Kalimah Salancar Basajan
Kalimah salancar basajan nya eta kalimah salancar anu diwangun ku bagian galeuh wungkul; diwangun ku hiji jejer jeung hiji caritaan, boh dibarengan objek jeung panglengkep boh henteu. Kalimah basajan basa Sunda mibanda pola dasar anu tangtu.
(1) Kalimah Basajan Barang (pola J : B + C: B)
Ieu kalimah diwangun ku jejer jeung caritaan anu kagolong kana kecap atawa frasa barang. Tatali antargatrana nuduhkeun harti „Digolongkeun-Panggolong‟. Contona:
Anjeunna teh / guru kuring.
Bumina / gedong.
b. Kalimah Salancar Jembar
1) keterangan waktu, yaitu yang menerangkan waktu mengenai suatu kejadian atau keadaan. Misalnya kamari, ayeuna, basa dll.
2) keterangan tempat, yaitu yang menerangkan tempat terjadinya kejadian atau keadaan. Misalnya di dinya, ti dieu, ka ditu dll.
3) keterangan tujuan, yaitu keterangan yang menunjukan tujuan yang dimaksud dari suatu kejadian. Misalnya, demi, pikeun, keur dll.
4) keterangan cara, yaitu menjelaskan cara-cara tentang berlangsungnya suatu keadaan. Misalnya sakumna, sabenerna, sajabana dll.
5) keterangan alat, yaitu keterangan yang menjelaskan alat yang dipakai pada suatu kejadian. Misanya ku, kana, tanpa dll.
B. Kalimah Ngantet
a. Kalimah ngantet satata
            Apabila ada dua kalimat atau lebih digabungkan menjadi satu, hasilnya dinamakan kalimah ngantet satata (kalimat majemukn setara), yang ditandai dengan kata hubung : jeung, sarta, tapi.
Contona : ani meuli buku jeung adi meuli mobil-mobilan.
b. Kalimah ngantet seler sumeler
            kalimah ngantet seler sumeler nyaeta gaungan kalimah anu heneu satata. Maksudna kieu : aya dua kalimah atawa leuwih. Terus digabungkeun dina hiji kalimah.
Contona : aa meuni pinter matematika sedengkeun pun adi pinter ngagambar.

12. Pertemuan keduabelas, 01 Desember 2015 (Wanda Kalimah)
A. Kalimat Aktif jeung Pasif
a. Kalimah aktif
            Kalimat aktif ditandai dengan cerita yang berupa perbuatan aktif, bisa transitif bisa intransitif.
Contona : bapak mangmeulikeun buku kangge adik.
b. Kaimah pasif
            kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai perbuatan pada predikat.
Contona : pit dibeuli bapak kangge adik.
B. Kaimah Repleksif Jeung Resiproaktif
a. Kaimah repleksif
            kaimah repleksif yaitu kaimat yang subjeknya menjadi pelaku sekaligus menjadi pelaku untuk dirinya sendiri.
Contohna : ismi mah nyangsara maneh.
b. Kalimah resiproaktif
            kaimah resiproaktif adalah kalimat yang isinya mengandung makna berbalas-balasan, atau subjeknya melakukan perbuatan berbalas-balasan.
Contona : manehna patuduh-tuduh sebab salah pamikian.
C. Kalimah Langsung jeung Teu Langsung
a. Kalimah Langsung
            Kalimat langsung adalah kalimat yang diucapkan langsung oleh seseorang kepada orang lain,
Contona : Ismi nyarita, “engke wengi ulah hilap belajar.”
b. Kalimah teu langsung
            Kalimat tak langsung adalah kaimat yang diucapkan oleh orang lain kemudian diucapkan lagi oleh kita kepada orang lian.
Contona : Ismi nyarita, yen manehna keur bungah.
D. Kalimah Transitif jeung Intransitif
a. Kalimat transitif
            Kalimat transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja transitif/ membutuhkan objek.
Contohna : Ismi ngadahar roti.
b. Kalimat intransitif
            Kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja intrasitif/ tidak membutuhkan objek.
Contona : Roti didahar Ismi.
E. Kalimah Sempurna jeung Teu Sempurna
a. Kalimah sempurna
            Kalimah sempurna adalah kalimat yang dibangun sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat.
Contona : Ismi (jejer) nempo (caritaan) Wulan (objek)
b. Kalimah teu sempurna
            Kalimat tidak sempurna yaitu kalimat yang dibangun oleh frasa atau klausa yang tidak sempurna. Biasanya berupa jawaban atas pertanyaan.
Contona : Dimana?

13. Pertemuan ketigabelas, 08 Desember 2015 ( Fungsi Kalimah)
a. Kalimah Wawaran
            Kalimat wawaran adalah kalimat yang berisi informasi mengenai suatu hal dan di informasikan kepada orang lain. Kalimat wawaran berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu kejadian kepada para pembaca atau pendengar.
Contoh :
Kalimat berita langsung : Kamari jam dua belas aya nu cilaka di Monas.
Kalimat berita tak langsung : Ceuk ibu poe ayeuna, abdi teu kenging telat uih.
b. Kalimah Pananya
            Kalimat pananya adalah kalimat yang digunakan untuk menanyakan suatu hal kepada seseorang. Jika ditulis biasanya ditandai dengan tanda tanya (?).
1.      Menggunakan kata naha enya di harepeun kalimah wawaran.
Naha enya salira teh putrana bapa Rozak ?
2.      Merubah intonasi kalimat menjadi kalimat tanya.
Anjeuna digawe di pabrik.
Anjeuna digawe di pabrik ?
3.      Membalikan susunan kata dari kalimat wawaran.
Ismi mulih ti Jakarta.
Mulit ti Jakarta, Ismi ?
4.      Menggunakan kata lain atau sanes.
Si Alim teh urang kadipaten, lain ?
Si Udin teh bumina di palidinya, sanes?
5.      Menggunakan kata tanya sesuai dengan fungsinya.
Saha nu calik di palihdinya teh ?
Di palihdinya teh saha nu calik ?
c. Kalimah Parentah
            Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh/memerintahkan supaya orang lain melakukan suatu hal. Jika ditulis biasanya disertai dengan tanda seru (!).
1.      Menggunakan kata kerja asal.
Calik !
Tutup!
2.      Menggunakan kata kerja aktif.
Alungan buah geura!
3.      Menggunakan kata penghubung dan kata kerja.
Enggal calik di palihdinya!
4.      Menggunakan gabungan kata lain geura.
Lain geura cicing!
d. Kalimah Panyeluk
Kalimah panyeluk yaitu kalimat yang isinya menyampaikan perasaan atau ungkapan rasa heran. Cara membangun kalimat panyeluk, diantaranya menggunakan kata panyeluk.
1.      Euleuh, eta urang mani kasep pisan.
2.      Euleuh-euleuh, kabogoh maneh teh mani alus.

14. Pertemuan Keempatbelas, 15 Desember 2015 ( Wacana Basa Sunda)
A.    Narasi
Narasi yaitu karangan prosa yang menceritakaan atau menggambarkan satu kejadian.Ciri utama karangan narasi itu adanya runtutan kejaidan, jelas yang di gambarkan atau keadaan suatu tokoh, orang, atau subjek lainnya.Kejadian-kejadian itu disusun menggunakan berbagai teknik, tapi harus membangun suatu rangkaian karangan.
Karangan-karangan narasi berdasarkan kejadian nyata (fakta-fakta), umpamannya biografi (riwayat hidup), cerita kisah hidup dan sejarah.Sedangkan karangan narasi yang berupa cerita rekayasa, umpamannya dongeng, cerita pendek, novel, bacaan dan cerita pantun.
B.     Deskripsi
Deskripsi yaitu karangan prosa yang menggambarkan satu hal dengan jelas.Perkara yang menjadi deretan bisa bermacam-macam.Bisa berupa barang, keadaan, kejadian, cerita tokoh, orang, hal, dan sebagainya.
C.    Eksposisi
Prosa eksposisi yaitu karangan prosa yang isisnya fakta-fakta, gagasan, dan sebagainya.;  ,menyajikan, membahas, atau menyajikan satu perkara yang menggunakan keterangan-keterangan dengan sejelas-jelasnya (detail). yang dijelaskan, sehinga pembaca mendapatkan keterangan (informasi) yang jelas menggenai satu perkara. Seperti itu, penjelasan harus sinstematis, terperincih, dan menggunakan bahasa lugas, serta menggunakan istilah-istilah yang suda pasti.
D.    Argumѐntasi
Prosa argumentasi adalah karangan bahasa ujaran yang menyajikan alesan-alesan atau diskusi.Isinya memadukan sikap persetujuan dan ketidaksetujuan pada suatu hal.Yang dimaksud dapat disebutkan karangan argumentasi adalah karangan yang menyajikan gagasan, temuan, mengenai diskusi, menggunakan jalan pikiran yang ditunjang oleh berbagai fakta dan data.
Pembaca dapat memilih temuan, gagasan mana yang lebih menonjol mengenai pemaparan jalan fikirannya. Contohnya pada karangan argumentasi harus ada alasan yang didasari oleh fakta-fakta atau data.

15. Pertemuan kelimabelas, 22 Desember 2015 (Undak-usuk Basa Sunda)
a. Wangenan Tata Krama Basa Sunda
            Tata krama atau undak ususk basa sunda adalah aturan nilai sopan santun yang digunakan dalam berbicara baik dengan seseorang yang seumuran atau dengan orang lain yang lebih tua.
b. Basa Hormat
            1. Basa Hormat keur ka Sorangan
            Ragam bahasa hormat ke seoranagn itu dalam konsep undak usuk basa sunda disebut basa sedeng. Yaitu bahasa hormat yang diapakai kepada seseorang, atau bercerita kepada seseorang, atau bercerita kepada orang yang lebih muda atau pun yang lebih tua.
Contoh : Ani meser buku di Gramedia.
2. Basa Hormat keur ka Batur
             Ragam bahasa hormat ke seoranagn itu dalam konsep undak usuk basa sunda disebut basa lemes.  Yaitu bahasa hormat yang diapakai kepada seseorang, atau bercerita kepada seseorang, atau bercerita kepada orang yang lebih muda atau pun yang lebih tua.
Contoh : Tuang ibu keur naon ?
c. Basa Loma
            Basa loma yaitu ragam bahasa yang digunakan ke sesama atau ke orang lain yang sudah kenal.
Contoh : Adi keur dahar.
d.      Basa Kasar
Basa kasar atau bahasa kasar pisan yaitu bahasa yang biasa dipakai pada saat marah, menghina, ribut dengan seseorang.
Contoh : Aing teh teu kinyeng calik di dieu.
e.       Daftar Kata Tata Krama Basa Sunda

Basa Loma
Basa Hormat keur ka Sorangan
Basa Hormat keur ka Batur
1.      Kecap gaganti ngaran
Kuring, dewek, urang, maneh,
kuring sarerea.


Abdi, sim kuring
           -  
Abdi sadayana


                  -
Anjeun
                  -
2.      Babagian awak
Awak, badan
Beuheung
Biwir

Awak, badan
Beuheung 
Biwir

Salira
Tenggek
Lambey
3.      Pancakaki
Adi
Anak
Kolot

Adi, pun adi
Anak, pun anak
Kolot

Rai, tuang rai
Putra, tuang putra
Sepuh
4.      Pakean jeung perhiasan
Baju
Keris
Payung


Baju
Keris
Payung


Raksukan, anggoan
Duhung
Pajeng
5.      Barang sabudeureun imah
Anggel
Dapur
Imah


Anggel
Dapur
Rorompok


Bantal
Pawon
Bumi
6.      Kecap nu patali jeung waktu
Bareto
Beurang
Buit


Kapungkur
Siang
Sonten


Kapungkur
Siang
Sonten
7.      Istilah kasehatan jeung nu karasa ku awak
Balur
Batuk
Bisul



Balur
Batuk
Bisul



Pupur
Gohgoy
Gambuh
8.      Kecap nu patali jeung agama.
Ngaji
Lebaran
Puasa


Ngaji
Boboran siam
Puasa


Ngaos
Boboran siam
Saum
9.      Nu kaluar tina awak
Cipanon
Ciduh
Utah


Cipanon
Ciduh
Utah


Cisoca
Ludah
Luga
10.  Kecap barang sejenna
Harga
Harti
Hutang


Pangaos
Hartos
Hutang


Pangaos
Hartos
Sambetan
11.  Kecap pagawean
Dahar
Dagang
Dangdan

Neda
Dagang
Dangdan

Tuang
Icalan
Dangdos
12.  Kecap nu patali jueng tempat
Deukeut
Hareup
Jauh


Caket
Payun
Tebih


Caket
Payun
Tebih
13.  Kecap sipat
Beuki
Beurat
Buru

Seneng
Abot
Enggal

Sedep
Abot
Enggal
14.  Kecap pancen
Bisa
Bisi
Boa

Tiasa
Bilih
Tiasa janten

Iasa
Bilih
Tiasa janten




16.              Tambahan BAB X (Wanda Kabeungharan Kecap)
A.    Kecap Sampakan jeung Serepan
a.      Serep tina Basa Indonesia
Kecap-kecap basa Indonesia anu diserep sagemblengna, biasana mangrupa istilah anu euweuh sasaruanana dina basa sunda. Upama ditarjamahkeun, bisa jadi ngarobah maksudna. Contohna : mobil teh geus balik nama acan ?
Contoh serapan dari bahasa Indonesia :
1.      Canggih
2.      Perkebunan
3.      Persatuan
b.      Serep tina Basa Daerah Sejen
Tatar sunda kungsi dierah ku Karajaan Mataram (Islam) kira-kira abad ka-17. Munasabah umpama pangaruh basa jawa teh asup kana basa sunda.
Contoh :  Kajeun teuing dahar karo uyah, asal ulah dicandung.
Contoh serapan dari bahasa jawa :
1.      Angel
2.      Peteng
3.      Kalih
c.       Serepan tina Basa Asing
1.      Serepan tina Basa Arab
(halal, kiblat, jubah, gasab, kitab, lisan, idin, hidayah dll).
Contoh : Anjeuna teh kalebet ulama jamhur.
2.      Serepan tina Basa Walanda
(akte, aspal, baki, ban, balok, buku, buncis, baskom, anduk, dll).
Contoh : Naha baju teh sakuna gede-gede teuing ?
3.      Serepan tina Basa Sangsekerta
(agama, angka, bayu, jagat, saksi, yuda, kuta, lasmi, denda, dll)
Contoh : Anjeuna anu nyiptakeun bumi jeung langit.
4.      Serepan tina Basa Kawi
(angkara, mukti, murub, liman, lalu, sekar, titi, wiati, niskara, dll)
5.      Serepan tina Basa Asing Sejenna
(1)   Serepan tina Basa Portugis,
Baju, dadu, bako, lomari, korsi, garpuh, dll.
(2)   Serepan tina Basa Perancis
Akur, kaliber, medali, supir, kliseu, sabun, dll.
(3)   Serepan tina Basa Cina
Angpaw, bolay, cap, cet, capcay, lio, sioh, sokong, kongsi, kinca, dll.
(4)   Serepan tina Basa Inggris
Bodi, kornal, hen, betel, televisi, robot, mik-up, fotokopi, dll.
B.     Kecap Umum jeung Kecap Husus
Kecap umum adalah kata yang mengandung arti umum (generik), sedangkan kecap husus adalah kata yang mengandung makna khusus.
(1)   Kecap umum         : kembang
Kecap khusus        : melati, mayar, anggrek, sedep malem dll.
(2)   Kecap umum         : lauk cai
Kecap husus          : lauk emas, mujaer, lele, nila, nilem, sepat, dll.
(3)   Kecap umum         : Samara
Kecap Khusus       : Uyah, gula, asem, pedes dll.
C.    Kecap Populer jeung Istilah
1.      Istilah Kaulinan
a.      Rupa-rupa kaulinan
(1)   Ambil-ambilan                        (6) Cingciripti
(2)   Anjang-anjangan                                 (7) Damdaman
(3)   Bebentengan                                       (8) Encrak
(4)   Beklen                                                 (9) Engkle
(5)   Cacaburange                                       (10) Empet-empetan, dll
b.      Istilah nu aya dina kaulinan jeung kalangenan
(1)    Istilah dina sondah,
Cabrak, henteu engkle.
Bulan, tempat anu meunang cabrek.
(2)   Istilah dina ngadu kaleci,
Kokojo, keleci anu dipake nojo.
Centang, nojo kaleci sejen kalawan tarik.
(3)   Istilah dina maen langlayangan,
Diulur, diberean.
Dikubet, dibetot.
(4)   Istilah kaulinan sejenna,
Asin = hartina muenang.
Bit = nyieun kasalahan supaya teu meunang hukuman.
2.      Istilah Paelmuan
a.      Cabang-cabang Ilmu
(1)   Antropologi           : ilmu yang membahas tentang manusia
(2)   Arkeologi              : ilmu yang membahas tentang purba.
(3)   Geografi                : ilmu yang membahas tentang bumi.
(4)   Fonologi                : ilmu yang membahas tentang bahasa.
(5)   Sosiologi               : ilmu yang membahas tentang kehidupan sosial.
b.      Kekecapan
(1)   Elmu = pangaweruh, kanyaho
(2)   Buku sumber = buku babon
(3)   Pustaka = bacaan buka-buka
(4)   Informasi = keterangan
(5)   Pustakamangsa = kalawarta, majalah

3.      Istilah teknologi
a.      Teknologi basajan
(1)   Las, ngelas = nyambungkeun besi dengan dilelehkan terlebih dahulu.
(2)   Bor, ngebor = membuat lubang.
b.      Teknologi Madya
(1)   Motor
(2)   Dinamo
c.       Teknologi canggih
(1)   Komputer
(2)   Robot
d.      Hasil teknologi
(1)   Motor
(2)   Mobil

4.      Istilah tatanen
a.      Tani di sawah
(1)   Ngagarap tanah ( nyambut, malik, mindo, ngacak, ngalelep dll)
(2)   Omongan nu ngawaluku ( kiya, kalen, arang, mider, dll)
(3)   Melak jeung ngurus pare (ngalean, tebar, bubut, nyaplak dll)
(4)   Panen ( dibuat, derep, gacong)
(5)   Kaayaan pare ( sumihung, lilir, bear, ngompol, gumunda, dll)
b.      Tani di kebon atawa huma
(1)   Ngaburujul : ngawaluku tanah darat
(2)   Ngored : ngabersihen
c.       Istilah sejenna
(1)   Ngembrat , nyiram make embrat
(2)   Nyangkok , nyien cangkokan
(3)   Ayeuh , tumerep kana pare nu rarebah
5.      Istilah organisasi
a.      Papasingan organisasi
(1)   Organisasi sosial masyarakat ( KNPI, Dharma Wanita, NU, PSSI, dll)
(2)   Organisasi sosial politik ( PPP, Golkar, PDI, dll)
b.      Kekecapan
(1)   Anggaran dasar
(2)   Sekertariat
(3)   Papayung
(4)   Komisi
(5)   Bendahara
6.      Istilah olahraga
a.       Ngaran (cabang) olahraga
(1)   Atlentik
(2)   Senam
(3)   Renang
(4)   Bela diri
(5)   Bal gede
b.      Kekecapan jeung maenbal
1.      Istilah dina maenbal
(1)   Aut,
(2)   Hen
(3)   Prikik
(4)   Gul
(5)   Opset
2.      Istilah dina tinju
(1)   Ronde
(2)   Ring
3.      Istilah dina Badminton
(1)   Kok
(2)   Reket
(3)   Net
(4)   Serpen
7.      Istilah kesenian
(1)   Rupa-rupa kasenian sunda
Seni sora, seni karawitan, seni tari dll.
(2)   Waditra
Awi ditiup       : Suling
Awi ditakol     : calung
(3)   Kekecapan jeung istilah husus
Wayang golek, tari, tembang, teater, penca, dll.
8.      Istilah Kesehatan
(1)   Ngaran kasakit
Ewateun artinya penyakit jerawat
Gondongeun artinya penyakit bengkak pada leher
Hapur artinya penyakit kulit bintik-bintik putih 
Hileudeun artinya penyakit karena infeksi dalam kuku
Jengkoleun artinya penyakit sakit kencing karena keracunan jengkol
(2)   Nu sok ngubaran
Dokter, dukun, mantri, tabib, dll.
(3)   Ngaran rupa-rupa ubar
9.      Istilah industri
(1)   industri hulu
(2)   industri hilir
(3)   industri rumah tangga
10.  Istilah pancakaki
(1)   anak
(2)   bapa
(3)   indng
(4)   aki
(5)   paman
11.  Istilah arsitektur
Babancong, joglo, kadaton, bui, pakandangan, jongko, karapyak, dll
12.  Istilah kaagamaan
Lebaran, lebaran haji, muludan, salat, puasa, jakat, puasa wajib dll.
13.  Istilah Geografi
Alun-alun, babakan, bobojong, bubulak, momonggor, rorah, leuwi, reuma dll.
14.  Istilah pariwisata
Darmawisata, karyawisata, wisatawan, agrowisata, wisaman, study tour, dll.
15.  Istilah parkakas
Panci, gayung, parud, serok, sangku, balati, bedog, condre, panah, pedang dll.
16.  Istilah patukangan
anjun, kabayan, kamasa, lebe, legig, lopor, gending, dalang, supir, pamatang, dll.
17.  Istilah kadaharan jeung inuman
Tauco, sate, lele, donat, bajigur, dodol, tahu, moci, peuyeum, simping, oncom dll.
18.  Istilah Sasatoan
Kuda, maung, ucing, japati, kaswari, gagak, lauk emas, lauk nila, kelenci, dll.
19.  Istilah Tutuwuhan
Akar, tangkal, daun, kembang, buah.
20.  Istilah anggahota badan
Sirah, ceuli, beungeut, babagian panon, babagian irung, leungeun, suku, dll.
21.  Istilah waktu jeung usum-usuman
1.      Istilah waktu dina sapoe sapeuting
a.       Dumasar kana kajadian alam, jsb
ð  wanci janari gede : kira-kira pukul 01.00-03.00
b.      Dumasar kana waktu ibadah
ð  pajar, subuh, lohor, bada lohor, asar, bada asar, magrib, isa dll.
c.       Istilah umum
ð  isuk-ikuk : antara pukul 5.00-10.00
d.      Istilah nu patali jeung poe
ð  pe ieu, ayeuna nu keur dilakonan.
e.       Istilah nu patali jeung nu kalakon
ð  ayeuna, bieu, tadi, engke
f.       Istilah nu patali jeung jaman
ð  kiwari : jaman nu keur dilakonan ayeuna.
ð  bihari : jaman nu geus kaliwat lila pisan.
2.      Istilah Usum-usuman
ð  usum katiga : usum halodo
ð  usum pagebug : usum loba nu ering parna, loba nu maraot.
ð  usum tebar : usum ngawurkeun binih kana pabinihan.















2. WACANA
1.  DESKRIPTIF                 
KUPU-KUPU
            Sacara basajan,kupu-kupu dibedakeun ti ngengat landian kupu-kupu wengi dumasar wanci aktip na sarta tawis-tawis fisik na. Kupu-kupu umumna aktip di wanci siang,sedengkeun ngengat lolobana aktip di wanci wengi.
            Kupu-kupu beristirahat atawa eunteup kalawan ngadegkeun jangjang na,ngengat eunteup kalawan membentangkeun jangjang na. Kupu-kupu biasana ngabogaan kelir anu endah abar,ngengat condong poek,kusam atawa kelabu. Cacak kitu,beda-beda ieu sok aya perkecualiannya ,ku kituna sacara ilmiah henteu tiasa dijadikeun cecekelan anu tangtos
Kupu-kupu sarta ngengat seueur pisan rupi na,di Pulo Jawa sarta Pulo Bali wae kacatet langkung ti 600 spesies kupu-kupu. Rupi ngengatnya sajauh ieu tacan kantos dipangnyieunkeun daptar pepekna,tapi disangka aya ratusan rupi Kupu-kupu oge barobah kaayaan salah sahiji ti sakedik rupi serangga anu henteu picilakaeun kanggo jalmi.

2. EKSPOSISI
KABERESIHAN LINGKUNGAN
Kaberesihan Lingkungan nyaeta salah sahiji perkawis anu wajib di hiji lingkungan,lamun lingkungan urang kotor,urang bade rumaos risih sarta kirang konsentrasi. Ku margi eta,kaberesihan lingkungan peryogi dijagi.
Cara ngajagi kaberesihan lingkungan sakola contona miceun runtah di tempat runtah,henteu miceun runtah di kolong meja atawa di tempat sanes jabi tempat runtah sarta milampah pancen piket kalawan sebaik alusna. Sedengkeun cara ngajagi kaberesihan lingkungan rumahmisalnya nyapu imah sarta halaman sacara rutin,sarengse neda piring langsung dicuci supados henteu numpuk menyebabkeun ambeu anu kirang sedep.
Ngabersihkeun lingkungan kedah dipigawe saban wanci margi lamun urang menunda nunda,lami lami bade karasaeun kedul ngalakonanana. sajaba ti eta Kaberesihan lingkungan tiasa dijagi kalawan Damel baktos.Damel membersihkeun lingkungan biasana ngiring program 3m kanggo membasmi reungit reungit nyenyepan getihan. 3m nyaeta ngaruang,nguras , nutupan.

3. PERSUASI
HAYU BELAJAR GIAT
Ujian ahir nasional bade geura-giru anjog,ku margi eta siapkeun diri anjeun kalawan diajar anu giat sarta leukeun supados urang tiasa nyanghareupan sarta ngawalon sadaya soal-soal anu dibikeun ka urang engkena. Tinangtu urang embung gagal dina ujian nasional ayeuna margi perkawis kasebat pastilah ngerakeun pisan sarta pikalebareun margi urang atos diajar salila ampir 3 warsih di sakola ieu. Ulah urang labuh ngan margi ujian anu ngan di laksanakan salila 4 poe eta. Kanggo nyegah perkawis-perkawis anu henteu bik lumangsung,mangka persiapkanlah diri kanggo nyanghareupan ujian tebih dinten sateuacan ujian nasioanl di mimiti.
Aya sababaraha kauntungan anu tiasa beunang lamun urang nyiapkeun ujian nasional kalawan diajar tebih-tebih dinten,diantaraya nyaeta urang tiasa langkung siap nyanghareupan soal-soal. Kalawan diajar anu giat urang bade biasa kanggo meupeuskeun soal-soal ujian nasioanal ku kituna dina wanci ujian anjog urang tiasa ngabereskeun soal ujian kasebat kalawan gampil pisan sarta enggal.
Tak ngan eta,kalawan diajar anu giat nyanghareupan ujian nasional bade ngalatih mental urang kanggo nyanghareupan ujian nasional anu saestuna. Teruslah latihan supados mental urang barobah kaayaan kiat sarta optimis dina ngiring ujian nasional margi sanaos urang terang cara ngagawekeun soal kasebat,lamun mental lemah tangtos bade ngahesekeun urang dina ngagawekeun soal-soal kasebat kalawan sampurna.
Ku margi eta,marilah urang nyiapkeun diri sebaik manawi sateuacan nyanghareupan ujian nasional anu saestuna,supados urang tiasa ngagawekeun soal-soal kasebat kalawan gampil ku kituna urang sadaya tiasa lulus sarta meunangkeun peunteun sae dina ujian nasional ayeuna.


4. ARGUMENTASI
BAHAYA REUNGIT SARTA UBAR REUNGIT
Henteu diasakeun deui,reungit saleresna picilakaeun utamana reungit penyebar malaria sarta nyenyepan getihan. Kanggo nangtayungan diri ti gangguan reungit urang dawam anggo ubar reungit. Nanging apakah urang sadar lamun pamakean ubar reungit tetela tiasa ngarugikeun kasehatan jalmi. Kaliwat kumaha atuh!
Rencang , rencang jabi ubar reungit urang tiasa oge nganggo kelambu di pangsarean,reungit henteu sanggem nembus celah alit kelambu. Kelambu ieu tangtos wae aman sarta bebas efek sinjang anu ngarugikeun kasehatan. Hanjakalna aya jalmi anu rumaos kelambu eta henteu praktis sarta mngurangi kaendahan pangsarean,mangka maranehanana rame-rame meser ubar reungit. Bermacam-macem ubar reungit saleresna atos pepek kalintang ti rupi oles (lotion),ubar reungit semprot,ubar reungit huru,dugi ubar reungit elektrik. Sangki-sangki manten diantara rupi kasebat anu nu mawi aman kanggo kasehatan urang?
Nurutkeun para pakar kasehatan,kaopat rupi ubar reungit kasebat angger wae ngabahayakeun lamun dianggo dina wanci jangka pajang. Ubar reungit diwangun luhur unsur insektisida,zat pewarna,sarta pewangi,anu kesemuannya ngagaduhan akibat awon. Lamun dosis anu kaeusi tiasa keneh ditoleransi,mangka bahya tiasa dibantun. Saban bungkusan ubar reungit tangtos wae ngabogaan aturan anggo anu benten ti hiji rupi kalawan rupi lianna. Bacalah aturan anggo sae-sae dina bungkusan na,supados henteu lepat anggo!
Ti kaopat rupi ubar reungit kasebat urutan nyongcolang na nyaeta lotion,elektronik,semprot sarta ubar reungit huru. Lamun anjeun jeli tangtos pangaosna oge luyu sanes? Anu nyongcolang tangtos wae pangaosna langkung awis ti anu lianna.

5. NARASI
PEUCANG SARTA BUAYA
Hiji dinten Sang Peucang mapan-jalan di jero leuweung kanggo pilari leeutan. Ku kerana leeutan di kira-kira wewengkon panyicingan atos berkurangan Sang Peucang bercadang kanggo pilari di jabi wewengkon panyicinganana. Cuaca dina dinten kasebat panas pisan,menyebabkeun Sang Peucang berasa dahaga kerana lami teuing mapan,kaliwat manehna usaha pilari walungan anu padeukeut. Peucang teras mapan-jalan menyusuri gawir walungan, peucang nyarios didalam hatena " Abdi kedah bersabar lamun hoyong mendapat leeutan anu lazat-lazat " .
Anjog-anjog Sang Kacil terpandang Sang Buaya anu kanggo uplek berjemur di gawir walungan. Atos barobah kaayaan kabiasaan buaya lamun dinten panas manehna resep berjemur kanggo mendapat cahya sarangenge.Tanpa berlengah-balangah deui peucang teras nyampeurkeun buaya anu kanggo berjemur kaliwat nyarios " Abdi diparentahkeun ku Raja Sulaiman supados ngetang jumlah buaya anu aya di jero walungan ieu kerana Raja Sulaiman hoyong masihan kado ka anjeun sadaya " . Ngadenge wae wasta Raja Sulaiman atos menggerunkeun sadaya sato kerana Nabi Sulaiman atos dibere kebesaran ku Allah kanggo marentah sadaya makhluk di beungeut bumi ieu. " Mangga,anjeun antos di dieu,abdi bade turun kedasar walungan kanggo nyauran sadaya rencang abdi " sanggem Sang Buaya.
Ku kerana parentah kasebat nyaeta datangna batan Nabi Sulaiman sadaya buaya geura-giru nyusun tanpa nengtereweleng. Sanggem Buaya tadi " Ayeuna hitunglah,urang atos purun " Sang Peucang nyokot sepotong kai anu aya di dinya kaliwat ngaluncat ka luhur buaya anu kahiji di sisi walungan sarta manehna mimiti ngetang kalawan nyebutkeun " Hiji dua tilu legok,jalu betina abdi ketuk " sambil mengetuk hulu buaya kitu pisan ku kituna peucang berjaya menyeberangi walungan. Lamun dugi ditebing ditu peucang teras ngaluncat ka luhur gawir walungan sambil bersorak kegembiraan sarta nyarios " Hai buaya-buaya sakantenan,tahukah anjeun bahawa abdi atos linyok anjeun sadaya sarta teu aya kado anu bade dibikeun ku Nabi Sulaiman " .
Ngadenge sanggem-sanggem Sang Peucang sadaya buaya berasa ambek sarta isin kerana maranehanana atos di tipu ku peucang. Maranehanana bersumpah sarta moal ngalaan Sang Peucang lamun patepang dina mangsa bade dongkap. Dengdem buaya kasebat teras ruhay ku kituna poe ieu. Samentara eta Sang Peucang teras ngaluncat kegembiraan sarta teras meniggalkeun buaya-buaya kasebat sarta teras ngaleungitkeun diri di jero kebon buah-buahan kanggo ngarasakeun buah-buahan anu kanggo masak ranum eta.



3. CONTOH UNDAK-USUK BASA SUNDA


NO

Basa Indonesia
Basa Lemes


Basa Loma


Basa Kasar
Hormat keur ka batur
Hormat keur ka sorangan

Pancakaki




1.
Adik
Tuang rai
Pun adi
Adi

2.
Keponakan
Kapiputra
Pun alo
Alo

3.
Keluarga
Wargi
Rêrêhan, wargi
Baraya

4.
Tua
Sepuh
Kolot
Kolot

5.
Suami
Carogê, tuang raka
Sakali, pun lanceuk
Salaki


Kecap barang




1.
Perempuan
Istri
Awêwê
Awêwê

2.
Minyak
Lisah
Lisah
Minyak

3.
Orang
Jalmi
Jalmi
Jalma

4.
Rokok
Sesepeun
Roko
Roko

5.
Surat
Serat
Serat
Surat


Kecap pagawean




1.
Masuk
Lebet
Lebet
Abus

2.
Pulang
Mulih
Wangsul
Balik

3.
Ambil
Nyandak
Ngabantun
Cokot

4.
Duduk
Diuk
Diuk
Calik

5.
Kerja
Gawê
Gawê
Damel


Kecap bagian awak




1.
Leher
Beuheung
Beuheung
Tenggêk

2.
Betis
Bitis
Bitis
Wentis

3.
Telinga
Ceuli
Ceuli
Cepil

4.
Dagu
Gado
Gado
Angkeut

5.
Pipi
Pipi
Pipi
Damis


T U G A S
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN, CONTOH WACANA, DAN CONTOH UNDAK USUK BASA SUNDA.
diajukan sebagai tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Bahasa Bantu
Dosen : Hesti Muliawati, S.Pd., M.Pd.



       Disusun oleh :

Ismi Izzati                         3 A


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhuF2ZiaNgISCN21BPeMWdxhKaVMImQcrZVnirnRYzmwJJIw2lJZd-C3F2bMrwXUkUbkg9wC9CmlbV28Z6kc2YElSb8ilszRzlqs9zmJcGzMa9W8KuCv9R0yvtAnclnZYg939LVKm-W-qS/s1600/3.JPG


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2015