Selasa, 06 Juni 2017

Fabel Semut dan Kambing



SEMUT DAN KAMBING
                                                                                    Oleh : Ismi Izzati
Di suatu pagi yang cerah, ada seekor Semut yang sedang asik bermain di tepi danau. Semut itu terlihat sangat bahagia karena sebentar lagi ibunya akan datang membawa makanan. Semut terus saja berjoget sambil berlari-lari dan menyanyi. Setelah lama bermain di tepian danau, kini Semut memanjat pohon di dekat danau tersebut. Sambil terus memajat pohon, Semut tetap bergaya lincah dan menyanyi dengan suara yang begitu melengking.
“Syalalaaa...lalaaaaa..laaalllaaaa” Suara Semut terdengar begitu keras.
Semut sudah berada di puncak pohon. Kemudian Semut berjalan di atas dedaunan pohon tersebut. Karena terlalu lincah, tanpa disadari kaki Semut terpeleset dan Semut terjatuh ke danau. Semut berteriak meminta tolong, karena dirinya tak bisa berenang.
“Toloooong, toloooooong aku...!!!”
“Toloooong!!!”
Berkali-kali Semut meminta tolong, namun tak ada yang mendengarnya. Hingga akhirnya dari kejauhan datanglah seekor Kambing yang kemudian berhenti di dekat danau untuk memakan rumput di sekitar danau.
“Kambiiiiiig tolong aku.”
“Siapa kau?” Sambil menatap ke seluruh penjuru arah, Kambing mencari sumber suara tersebut.
“Aku Semut.” Ucap Semut dengan suara mulai melemah.
“Kamu di mana Semut, apa yang bisa aku lakukan?” Kambing mulai khawatir.
“Aku di sini, aku hampir tenggelam. Aku tak bisa berenang.” Dengan terbata-bata Semut menjelaskan kondisinya.
Kambing melihat keberadaan Semut dan langsung mencari cara untuk menolong Semut yang hampir tenggelam sedangkan Kambing pun tak pandai berrenang. Akhirnya muncullah ide si Kambing. Kambing memetik sehelai daun dengan mulutnya lalu rumput itu dilemparkan ke danau.
“Semut naiklah ke rumput itu.” Perintah Kambing.
“Baiklah, Kambing.”
Dengan sekuat tenaga, Semut mencoba untuk naik ke atas daun. Akhirnya Semut berhasil naik ke atas daun. Semut terus mengikuti arus danau dari atas daun tersebut. Semut tak sempat mendekati Kambing untuk berterimakasih karena ia tak mampu menepikan daun yang ia tumpangi. Akhirnya Semut pasrah mengikuti arus danau.
“Kambing terimakasih banyak, aku yakin kebaikanmu pasti akan ada yang membalas.” Ujar Semut dengan lantang.
“Iya, kamu hati-hati ya Semut...” Ujar Kambing.
Setelah itu Kambing melanjutkan aktivitasnya memakan rumput di dekat danau. Angin yang semilir membuat Kambing merasa mengantuk setelah kenyang memakan rumput. Akhirnya Kambing duduk bersandar di pohon hingga tertidur. Kambing tertidur sangat pulas hingga ia tak sadar ada Harimau yang mendekat ingin memangsanya.
“Pucuk dicinta ulam pun tiba, perut sedang lapar ada mangsa di depan mata.” Geram sang Harimau mendekati Kambing yang sedang tertidur pulas.
Harimau mendekat dengan penuh hati-hati agar Kambing tak terbangun. Harimau mengeram dan melompat hendak menerkam Kambing. Tiba-tiba Harimau mengaung kesakitan. Harimau gagal memangsa Kambing.
Mendengar raungan Harimau, Kambing terbangun dan langsung menyelamatkan diri. Ternyata ada sekerumunan Semut sedang menyerang Harimau. Harimau itu meraung kesakitan karena di hidung, mata, dan telinganya di gigit ratusan Semut.
“Jangan kau pikir, kau yang paling hebat di sini wahai Harimau jahat.” Ujar Semut yang tadi di tolong oleh Kambing.
“Ampuunnn, semuuttt...Aku berjanji tidak akan berbuat jahat lagi.” Harimau meminta ampun dengan suara yang melemah.
“Baik, sekarang pergilah kau.” Usir Semut pada Harimau.
Dengan tertatih Harimau pergi menjauh dari Kambing dan kerumunan Semut.
“Terimakasih Semut kau menyelamatkan nyawaku.” Kambing mendekati kerumunan Semut di depannya.
“Kami tak sengaja melihat Harimau ingin menerkammu, kami kesini ingin mengucapkan terimakasih karena kamu sudah menolong anakku yang hampir tenggelam.” Ujar Ibu Semut.
“Lain kali kita harus lebih berhati-hati dari musuh yang ingin berbuat jahat kepada kita.” Sahut Ibu Semut dengan bijak.
Akhirnya Kambing dan Semut kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing dan hidup aman seperti biasanya.