Oleh : Ismi Izzati
Krisis Air Bersih Mulai Menyapa
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia.
Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan
salah satu penopang hidup bagi manusia.
Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun
yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit.
Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya
ketersediaan air bersih dari hari ke hari atau yang terkenal dengan istilah
krisis air. Krisis air adalah minimnya jumlah air yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Semakin
meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Begitu
peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat
nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperebutkan air bersih ini. Sama
halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas
bumi.
Faktor yang
menyebabkan krisis air bersih adalah pembangunan gedung-gedung di kota
besar banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan
lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam
tanah. Selain itu eksploitasi air tanah secara berlebihan yang dilakukan
oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan,
apartemen, pengusaha laundry, dan bangunan lainnya juga sangat berpengaruh
akan terjadinya krisis air bersih.
Krisis air bersih menyebabkan sesuatu yang dinamakan
kelangkaan. Tentunya, sesuatu yang langka untuk didapatkan akan bernilai lebih
tinggi dan banyak orang yang memanfaatkan hal ini untuk memperoleh keuntungan
diri sendiri. Kesulitan air bersih sangat berat dirasakan orang miskin sebab
mereka tak punya cukup uang untuk membeli air bersih yang mahal hingga dengan
terpaksa harus menggunakan air yang tercemar. Krisis air bersih yang terjadi
memberikan dampak yang buruk bagi manusia. Salah satunya, menurunnya kualitas
kesehatan banyak orang dengan timbulnya berbagai penyakit seperti diare dan
cacingan. Krisis air bersih juga menyebabkan meningkanya angka kematian bayi,
terganggunya ekosistem dan menurunnya kualitas hidup manusia.
Untuk
mengatasi krisis air bersih adalah dengan penyelamatan sumber-sumber air yang harus
dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya penyelamatan lingkungan
demi mengatasi krisis air bersih dapat dilakukan melalui berbagai cara.
Menggalakkan gerakan hemat air, menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one
man one tree, konservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran
sungai. Dan seharusnya dilakukan pembangunan tempat penampungan air hujan
seperti waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau. Mencegah
krisis air seminimal mungkin dengan memanfaatkan air hujan yang terbuang ke
laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori. Cara lain
untuk melindungi air bersih adalah dengan mengurangi pencemaran air baik oleh
limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan. Dan yang paling
penting adalah dengan mencegah sungai atau danau menjadi tempat pembuangan
sampah dan limbah.
Selain dengan beberapa cara di atas kita juga bisa melakukan
cara yang sama seperti yang dilakukan Negara Jepang yaitu membuat teknologi penyulingan
air laut yaitu dengan cara mengubah air laut menjdi air siap minum dengan
menghilangkan garam dan zat-zat lain dengan cara reverse osmosis. Prinsipnya
adalah memanfaatkan fenomena alam (osmosis). Yakni perpindahan air melalui
membran yang hanya bisa dilewati air bersih, tetapi garam tidak dapat
melewatinya, dibantu dengan meningkatkan tekanan. Ilustrasinya adalah bagaimana pipa itu
ditanam 14 meter di bawah permukaan laut agar instalasinya tidak menganggu
ekosistem laut dan pelayaran di sekitar laut. Air yang masuk ke pipa sudah
tersaring dengan alami oleh pasir dan batuan laut.
Cara-cara tersebut tidak akan
mengatasi krisis air dengan baik jika tidak adanya kesadaran dari semua pihak.
Oleh karena itu kesadaran manusia yang paling diharapkan, ikut menjaga
kelestarian alam sekitar dan peduli lingkungan hidup. Itu sangatlah
penting untuk menghasilkan kualitas sumber daya air yang layak minum, baik pada
musim kemarau ataupun musim hujan.