MAKALAH
PENELITIAN
MINAT BACA MELALUI PERPUSTAKAAN 400 CIREBON
Diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Membaca
Dosen : Ibu Riskha Arfiyanti
S.Pd ., M.Pd
Nama anggota :
1.
Dian Hartati ( 1 I)
2.
Dwi Auliansyah (1 I)
3.
Idah (1 J)
4.
Ismi Izzati (1 J)
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SWADAYA
GUNUNG JATI
2014
Jl.
Perjuangan no.1 Telp. (0231) 482115 -487249 Cirebon
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan lahir dan batin
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Menumbuhkan Minat Baca melalui Perpustkaan 400 Cirebon” ini dengan baik dan
tepat waktu.
Terima kasih kepada ibu Riskha Arfiyanti S.Pd.,M.Pd
selaku dosen mata kuliah Membaca, yang telah menuntun dan membimbing kami dalam
menyusun makalah ini dengan materi-materi yang telah di sampaikan dan semoga
dapat memberi manfaat kepada pembacanya. Amin. Ucapan terima kasih juga kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Perpustakaan 400 diresmikan pada tahun 1984.
Perpustakaan ini didirikan oleh keluarga tentara yang dikenal dengan nama
Yayasan Ikatan Keluarga 400. Oleh karena itu hingga kini perpustakaan ini
dikenal dengan nama Perpustakaan 400.
Cirebon,
7 April 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar ………………………………………………………………… i
Daftar
isi ………………………………………………………………………… ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan masalah ………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian membaca dan minat baca ……………………………………… 3
2.2
Faktor yang mempengaruhi minat baca …………………………………... 3
2.3
Pentingnya membaca bagi siswa …………………………………………... 5
2.4
Prinsip-prinsip membaca …………………………………………………… 6
2.5
Tujuan membaca …………………………………………………………… 7
2.6
Motivasi Internal dan Eksternal …………………………………………… 7
2.7
Peran perpustakaan dalam membina minat baca di sekolah …………….. 10
2.8
Hasil penelitian minat baca di Perpustakaan 400 Cirebon ……………….. 13
BAB
III PENUTUP
KESIMPULAN
DAN SARAN …………………………………………………… 15
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………………….. 17
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Membaca merupakan salah satu
aspek keterampilan berbahasa yang bersifat aktif. Selain itu, membaca juga
merupakan masalah yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan, sebab membaca
merupakan salah satu cara bagi individu dalam menyumbangkan pengetahuannya.
Bertambahnya pengetahuan dan
perkembangan ilmu bagi seseorang didapat dari membaca. Berkenaan dengan hal
tersebut, apabila kegiatan membaca kita kaitkan dengan kondisi masyarakat
Indonesia yang pada umumnya ialah masyarakat yang bisa dibilang kondisi tingkat
membaca yang masih rendah.
Hal tersebut dikarenakan sebagian
besar masyarakat Indonesia, terutama pelajar belum menjadikan kegiatan membaca
sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal membaca sangat perlu.
Dengan membaca seseorang dapat
memperluas wawasan dan pandangannya, dapat menambah dan membentuk sikap hidup
yang baik, sebagai hiburan serta menambah ilmu pengetahuan. Adapun pepatah yang
mengatakan bahwa “membaca membuka cakrawala dunia, perpustakaan adalah
kuncinya”.
Artinya dengan membaca segala pengetahuan
akan kita ketahui dan pahami. Dan melalui perpustakaanlah sumber ilmu
pengetahuan sepanjang masa disimpan dan tak akan pernah punah karena disanalah
tempat sumber ilmu (buku) berada.
Menyambung peryataan di atas yang
menyatakan bahwa membaca belum dijadikan sebagai kebutuhan yang mendasar, maka
terlihat jelas bahwa sikap yang dimiliki oleh pelajar masih belum mempunyai
keinginan atau minat membaca yang tinggi.
Mengingat pentingnya peranan membaca
tersebut bagi perkembangan siswa, maka guru perlu memacu siswanya untuk membaca
dengan benar dan selektif. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya
bimbingan khusus, bimbingan minat baca yang dilaksanakan oleh guru. Sehingga
perpustakaan sekolah dapat melanjankan fungsinya sebagaimana mestinya.
1.2 Rumusan Masalah
- Apakah pengertian membaca dan minat baca?
- Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca?
- Apakah pentingnya minat baca?
- Apakah prinsip-prinsip dasar membaca?
- Apakah tujuan dari membaca?
- Apakah motivasi internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap minat baca siswa?
- Apakah peran perpustakaan dalam usaha menumbuhkan minat baca pada siswa?
1.3 Tujuan Penulisan
- Memahami pengertian membaca dan minat baca.
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca.
- Mengetahui alasan pentingnya menumbuhkan minat baca pada siswa.
- Mengetahui prinsip-prinsip dasar membaca.
- Mengetahui tujuan dari membaca.
- Mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam menumbuhkan minat baca siswa melalui motivasi internal dan eksternal.
- Mengetahui peran perpustakaan dalam usaha menumbuhkan minat baca siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Membaca dan Minat Baca
“Membaca menyibak cakrawala. Dengan
membaca, seseorang tidak saja tercelik dan jadi semakin bijak. Akan tetapi,
juga dapat memetik hikmah dan
manfaat berbagai referensi”.
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang bersifat aktif reseptif. Media yang digunakan dalam membaca berupa media
bahasa tulis. Membaca memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari,
terutama bagi kalangan pelajar.
Minat sering diartikan sebagai “interest”. Minat bisa
dikelompokkan sebagai sikap (attitude) yang memiliki kecenderungan
tertentu. Minat tidak bisa dikelompokkan sebagai pembawaan, tetapi sifatnya
bisa diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.Sementara itu, minat baca
merupakan dorongan yang kuat pada seseorang untuk membaca yang ditandai dengan
menunjukkan ketertarikan pada berbagai lambang dan simbol.
Minat membaca pada anak sangat beragam, ada yang
”ogah-ogahan” dan tidak peduli, ada pula yang sangat tertarik untuk membaca
yang ditandai dengan tertarik dengan media cetak, menikmati saat menyimak
sebuah cerita, mampu bercerita dengan baik, suka melihat-lihat gambar di buku,
mampu menceritakan sesuatu dari gambar, dan meminjam buku dari sekolah untuk
dibawa pulang.
2.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Minat yang dimiliki oleh setiap orang pastinya berbeda-beda,
dengan kata lain tergantung pada masing-masing individu. Dalam hal ini, minat
membaca tiap individu (siswa) tidaklah sama, ada pelajar yang suka dan hobi
membaca dan ada pula yang tidak hobi membaca.
Namun, minat baca setiap orang juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Ada empat faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang , di
antaranya
(a)
kondisi fisik,
(b)
kondisi mental,
(c) status
emosi, dan
(d)
lingkungan sosial.
Pertama, kondisi fisik. Kondisi fisik
memang mejadi hal utama yang menjadi perhatian karena dengan kondisi fisik yang
baik dan sehat, maka keadaan seseorang (siswa) akan stabil. Hal itulah yang
nantinya juga akan berpengaruh terhadap aktivitas yang ia lakukan, misalnya
saja kegiatan membaca buku. Apabila kondisi fisiknya sehat, maka ia akan merasa
senang dan suka untuk membaca.
Kedua, kondisi mental. Tak ubahnya
kondisi fisik, kondisi mental seseorang (siswa) juga sangat berpengaruh
terhadap aktivitasnya sehari-hari. Apabila mental seseorang sedang “down”
(“jatuh”), maka pelajar tersebut tidak akan merespon dengan baik apa yang akan
ia kerjakan, misanya saja membaca buku. Sebaliknya, jika mental pelajar
tersebut “bagus”, maka ia akan merasa senang dan suka untuk melakukan kegiatan
membaca.
Ketiga, status emosi. Tak ubahnya kondisi
fisik dan mental, status emosi juga sangat berpengaruh terhadap kondisi tiap individu
(siswa). Apabila kondisi emosinya stabil dan baik, maka ia kana senang dan
ringan dalam melakukan kegaitan yang ia sukai, misalnya kegiatan membaca buku.
Namun, apabila emosinya sedang labil, maka seorang pelajar tersebut juga enggan
bahkan tidak mau untuk melakukan kegiatan apapun, tak terkecuali kegiatan
membaca.
Keempat, lingkungan sosial. Lingkungan
sosial setiap individu (siswa) pastinya berbeda-beda. Jika lingkungan sosial
tempat individu (siswa) tinggal adalah lingkungan yang baik, dalam artian
lingkungan masyarakat yang suka membaca, maka si pelajar tersebut secara tidak
langsung pun akan mulai suka dengan membaca, padahal ia sebenarnya tidak hobi
membaca. Namun, apabila lingkungan tempat tinggal si pelajar tidak “sehat”,
dalam artian kondisi masyarakat yang “amburadul”, maka ia pun juga akan
terpengaruh menjadi “amburadul” dan cenderung atau tidak mau melakukan kegiatan
yang bermanfaat, seperti kegiatan membaca.
Dari keempat faktor yang sudah disebutkan di atas, sekiranya
dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik, mental, emosi, dan lingkungan sosial
sangat berpengaruh terhadap setiap individu (siswa). Dengan kondisi fisik,
mental, emosi, dan lingkungan sosial yang baik dan sehat, maka setiap
individu (siswa) akan merasa senang melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat dan juga menambah wawasan pengetahuannya, seperti kegiatan membaca
dan dari sinilah minta baca seseorang (siswa) akan “tumbuh”.
2.3
Pentingnya Membaca Bagi Siswa
Menumbuhkan minat baca pada anak sangatlah penting karena
membaca merupakan salah satu hal pokok yang bertujuan agar si anak mendapat
pengetahuan yang banyak dan bermanfaat.
Ada sepuluh alasan mengapa harus menumbuhkan minat baca pada
anak, yaitu:
- anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik,
- anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi,
- membaca akan memberikan wawasan yang lebih beragam sehingga belajar apa pun terasa lebih mudah,
- di tingkat SMU, hanya anak-anak yang gemar membaca yang unggul dalam berbagai pelajaran dan ujian,
- kemampuan membaca dapat mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademiknya karena akan mampu menyelesaikan tugas hanya dengan sedikit waktu,
- minat membaca akan memberikan beragam perspektif pada anak melalui beragam pandangan dari para penulis sehingga anak terbiasa memandang suatu masalah dari berbagai sisi,
- membaca membantu anak memiliki rasa kasih sayang karena anak akan menemukan beragam pola kehidupan dan cara menyelesaikan masalah tersebut secara wajar,
- anak yang gemar membaca dihadapkan pada dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan;
- anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka, dan
- kecintaan membaca adalah salah satu kebahagiaan utama dalam hidup karena membaca merupakan rekreasi jiwa.
Demikianlah
beberapa alasan mengapa pentingnya membaca perlu ditumbuhkan sejak dini. Dengan
membiasakan dan mengajarkan anak membaca sejak dini, maka secara tak langsung
akan diperoleh manfaat dari membaca, di antaranya
(a)
dengan membaca buku bermutu, seseorang memiliki keunggulan komparatif dibanding
orang yang tidak membaca,
(b)
dengan membaca orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya, dan
(c)
melalui bacaan, seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi
2.4.
Prinsip-Prinsip Membaca
Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks, atau juga
disebut sebagai kegiatan aktif reseptif. Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan
mulai dari memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh penulis,
menginterpretasikan konsep-konsep penulis serta menyimpulkannya.
Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda. Setiap orang
memiliki kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada beberapa faktor,
misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan sosial seseorang,
latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi, dan kebutuhan hidup
seseorang.
Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan dan
menyenangkan. Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu
dengan baik dan merasa puas atas hasil bacaannya. Kemahiran membaca perlu
keahlian yang berkelanjutan.
Demi mewujudkan semua itu, maka seseorang perlu memiliki
kemahiran membaca, ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu
diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertama kali masuk sekolah.
2.5 Tujuan Membaca
Secara umum tujuan orang membaca adalah untuk mendapatkan
suatu informasi (pengetahuan dan wawasan) baru. Namun, dalam kenyataannya
terdapat tujuan khusus dari kegiatan membaca yaitu:
- membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan objek kesenangan menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”,
- membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran, buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit, dan
- membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk dan ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan. Kegiatan semacam ini dinamakan dengan reading for work. Jadi, dari peryataan di atas sekiranya dapat diambil simpulan bahwa tujuan membaca sangat beragam tergantung dari jenis buku apa yang mau dibaca.
2.6
Motivasi Internal dan Eksternal
Motivasi dalam membaca sangat penting karena kerap kali
kegagalan dalam membaca disebabkan oleh rendahnya motivasi. Darmono (2007:217)
minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang,
termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dengan cara
dibentuk.
Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan teori dorongan.
Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang
mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud ialah motivasi.
Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau
dapat dirangsang dari luar.
Motivasi yang berasal dari dalam merupakan dorongan yang
bersifat internal, sedangkan dorongan dari pihak lainnya bersifat eksternal.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai
hasil atau akibat adanya pengaruh pihak lain. Namun, dalam kenyataannya
dorongan yang berasal dari dalam diri seorang anak (motivasi internal) masih
tergolong rendah.
Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi anak didik saat ini
umumnya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjol, dan mereka lebih
suka menonton televisi, dan jika mencari bahan rujukan untuk tugas mereka lebih
memilih mencari lewat internet, dengan pertimbangan lebih cepat dan efisien.
Padahal sumber rujukan dari internet belum tentu
kebenarannya. Membaca hanya dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok
yang digunakan di sekolah. Itu pun dilakukan ada kesan “terpaksa” karena akan
diadakan ulangan atau karena guru memberi pekerjaan rumah. Ketekunan membaca
hanya dimiliki beberapa orang anak saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak
sangat terbatas, penguasaan bahasa menjadi lambat bahkan kemampuan menangkap
isi bacaan juga rendah.
Adapun dorongan atau motivasi dari luar (eksternal) yang
justru biasanya lebih cenderung berpengaruh besar terhadap minat baca seorang
anak. Dorongan eksternal tersebut biasanya berasal dari guru.
Peran guru disini bukan hanya sekadar mendidik saja,
melainkan juga harus memberikan motivasi pada anak didiknya, terutama dalam hal
menumbuhkan minat baca anak didiknya. Melihat pernyataan sebelumnya, terlihat
jelas bahwa motivasi dari dalam diri (internal) seorang anak didik masih
terbilang sangat kurang (belum ada kemauan yang tinggi) terhadap membaca.
Hal inilah yang menyebabkan pengetahuan mereka (yang belum
mempunyai minat baca tinggi) sedikit jika dibandingkan dengan anak yang
mempunyai kegemaran membaca. Semoga dengan adanya motivasi eksternal (motivasi
dari guru) anak didik dapat meningkatkan minatnya dalam membaca, sehingga
mereka tidak akan tertinggal dan pengetahuan mereka juga semakin baik.
Adapun teknik-teknik
guna menumbuhkan minat baca siswa, seperti berikut ini:
- Bacalah resensi buku-buku baru di berbagai penerbitan. Jangan pernah ketinggalan dengan informasi tentang buku-buku baru. Semakin sering kita melakukannya, semakin banyak kita tahu buku-buku baru yang terbit.
- Jadilah anggota perpustakaan. tetaplah berkunjung dan jika perlu meminjam. Godaan membaca akan tinggi jika di sekitar kita selalu ada buku-buku pilihan yang menanti dibaca.
- Jangan malas mengunjungi toko buku. Barangkali ada satu atau dua buku yang sangat penting. Minat membaca kita pun bisa jadi meningkat melihat banyak pilihan tema-tema yang menjadi perhatian kita.
- Hadirilah acara-acara yang berkaitan dengan buku, seperti seminar, pameran buku, atau bursa buku murah.
- Rencanakan jadwal membaca.
- Jangan merasa kecil hati jika kita hanya sanggup membaca novel-novel fiksi belaka.
- Bereksperimenlah dengan minat baca kita. Misalnya saja jika selama ini kita hanya membaca buku-buku ekonomi, cobalah sekarang mencoba membaca buku pengembangan diri.
- Perdalam mana yang kurang. Jika kita merasa kurang memahami satu bidang, carilah buku-buku yang membahasnya dengan gamblang.
- Cobalah membaca buku yang sedang ramai dibicarakan.
- Bacalah buku tentang tokoh yang kita kagumi.
2.7 Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca di
Sekolah
Tidak dapat disangsikan lagi bahwa penanaman kebiasaan
membaca harus dimulai sejak usia dini dan tidak dapat disangsikan pula bahwa
sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk memupuk minat dan kebiasaan
membaca bagi anak-anak, terutama peran perpustakaan. Peran perpustakaan sangat
sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca.
Adapun peran yang harus dijalankan oleh perpustakaan dalam
usaha menumbuhkan minat baca siswanya, seperti apa yang diungkapkan oleh
Darmono (2007:220-221) meliputi:
Memilih
bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.Memilih bahan bacaan
sangatlah perlu. Perlunya memilih bahan bacaan tersebut dikarenakan adanya
suatu hubungan antara bahan bacaan dengan si pembaca.
Ada delapan karakteristik buku yang menarik, di antaranya:
(a) humor,
(b) karakter atau peran yang jelas,
(c) plot yang cepat,
(d) bab yang pendek dan singkat,
(e) teks yang sesuai untuk pembacanya,
(f) memiliki relevansi dengan kehidupan anak,
(g) penyajian yang menarik, dan
(h) menarik secara visual.
Ada delapan karakteristik buku yang menarik, di antaranya:
(a) humor,
(b) karakter atau peran yang jelas,
(c) plot yang cepat,
(d) bab yang pendek dan singkat,
(e) teks yang sesuai untuk pembacanya,
(f) memiliki relevansi dengan kehidupan anak,
(g) penyajian yang menarik, dan
(h) menarik secara visual.
Selain peran perpustakaan yang berpengaruh besar terhadap
berhasilnya usaha menumbuhkan minat baca siswa, salah satu dukungan yang
dibutuhkan untuk menumbuhkan minat baca siswa adalah peran guru.
Guru perlu memotivasi dan membimbing siswa untuk mencintai buku
sejak awal. Karena itu upaya pengembangan atau peningkatan minat dan kebiasaan
membaca juga diadakan di sekolah-sekolah.
Adapun
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca antara lain:
(a) penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah,
(b) pemberian tugas membaca,
(c) mengajak siswa belajar ke perpustakaan,
(d) penyelenggaraan lomba membaca,
(e) memilih siswa teladan yang telah membaca buku terbanyak,
(f) pemotivasian penerbitan majalah sekolah,
(g) penyelenggaraan pameran buku,
(h) penugasan siswa membantu pustakawan di perpustakaan
sekolah
(i) penyelenggaraan program membaca, dan
(j) memotivasi siswa agar banyak membaca pada waktu luang,
dan
(k) pemberian bimbingan teknis membaca. Selain itu, ada
beberapa cara yang bisa digunakan oleh guru dalam usaha menumbuhkan minat baca
siswa, salah satunya ialah melalui proses bimbingan.
Selain melakukan usaha di atas, peran perpustakaan dalam
usaha menumbuhkan minat baca anak didik dan membuat perpustakaan menjadi ramai
adalah dengan cara membuat suasana, bahan bacaan, dan ruangan dalam
perpustakaan yang nyaman serta memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana
yang memadai, dalam artian fasilitas yang dibutuhkan oleh semua warga sekolah,
terutama siswa.
Suasana yang santai dan tidak membosankan ialah suasana yang
tenang dan jauh dari keramaian, misalnya perpustakaan yang dekat dengan kantin
sekolah, hal ini dapat membuat suasana dalam perpustakaan menjadi bising dan
tidak nyaman bagi yang berkunjung ke perpustakaan.
Ruangan merupakan salah satu bagian terpenting dari sebuah
perpustakaan. Ruangan perpustakaan seharusnya dibuat nyaman dan menarik, dalam
artian penataan rak-rak buku, meja dan kursi, maupun tempat baca lesehan harus
ditata sedemikian rupa agar para siswa ataupun pengguna perpustakaan lainnya
dapat dengan nyaman saat mencari buku maupun saat membaca.
Dengan penataan ruang yang nyaman dan menarik serta suasana
yang tenang, maka para siswa pun akan datang berbondong-bondong ke
perpustakaan. Selain itu, ada hal yang lebih penting dari sekadar suasana dan
ruangan yang harus diciptakan dengan nyaman dan tenang, hal itu ialah bahan
bacaan.
Bahan bacaan yang ada di perpustakaan harus selalu up
to date, hal ini bertujuan untuk mengetahui akan kebaruan informasi
melalui bahan bacaan. Dengan bahan bacaan yang baru, maka para siswa pun akan
senang hati dalam membaca.
2.8 Hasil Penelitian Minat Baca di Perpustakaan 400
Pada hari Senin , 7 April 2014 kami
mengadakan penelitian di Perpustakaan 400 yang berada di kota Cirebon.
Narasumber kami pada saat itu yaitu Bapak Indra Lesmana. Berdasarkan wawancara
yang kami lakukan ,kami memperoleh informasi bahwa Perpustakaan 400 itu
diresmikan pada tahun 1984 yang dulunya didirikan oleh aYayasan Ikatan Keluarga
400 ,dan hingga kini perpustakaan itu kita kenal dengan nama perpustakaan 400.
Perpustakaan
400 buka setiap hari,pada hari senin-jum’at perpustakaan buka pukul 07.00-17.00
WIB namun pada hari sabtu-minggu perpustakaan 400 buka jam 09.00- 13.00 saja.
Sumber buku yang terdapat di perpustakaan 400 adalah buku APBD dari masyarakat
dan kabupaten, kebijakan yang ada di perpustakaan 400 adalah kebijakan bagi
pengunjung luar kota.
Jumlah buku di perpustakaan 400
sebanyak 4000 ekstemplar yang diantaranya terdiri dari:
1.
Buku
( Novel , buku umum ,koleksi dan resensi )
2.
Non
Buku (Bola dunia ,peta .cp interaktif ,VCD,DVD)
3.
Berkala
(Koran ,majalah ,tabloid)
Berdasarkan
data daftar hadir siswa ,pengunjung paling banyak adalah kalangan mahasiswa
yang disusul para pelajar SMA ,SMP ,dan SD yang yang paling sedikit peminatnya
adalah di kalangan masyarakat.
TABEL ANGKET HASIL PENELITIAN MINAT BACA
PERPUSTAKAAN 400 CIREBON
No
|
Sangat Setuju
|
Setuju
|
Tidak setuju
|
Sangat tidak setuju
|
1
|
-
|
5
|
5
|
-
|
2
|
-
|
2
|
8
|
-
|
3
|
2
|
5
|
3
|
-
|
4
|
4
|
4
|
2
|
-
|
5
|
6
|
4
|
-
|
-
|
6
|
1
|
4
|
5
|
-
|
7
|
-
|
4
|
6
|
-
|
8
|
-
|
2
|
8
|
-
|
9
|
2
|
3
|
5
|
-
|
10
|
2
|
3
|
4
|
1
|
11
|
2
|
5
|
3
|
-
|
12
|
3
|
4
|
2
|
1
|
13
|
10
|
-
|
-
|
-
|
14
|
7
|
3
|
-
|
-
|
15
|
9
|
-
|
1
|
-
|
16
|
4
|
5
|
1
|
-
|
17
|
6
|
2
|
2
|
-
|
18
|
4
|
4
|
2
|
-
|
19
|
5
|
4
|
1
|
-
|
20
|
6
|
3
|
1
|
-
|
TOTAL
|
73
|
66
|
59
|
2
|
Keterangan *angket terlampir
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks atau juga
disebut sebagai kegiatan aktif reseptif. Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan
mulai dari memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh penulis,
menginterpretasikan konsep-konsep penulis serta menyimpulkannya, sedangkan
minat baca merupakan dorongan yang kuat pada seseorang untuk membaca yang
ditandai dengan menunjukkan ketertarikan pada berbagai lambang dan simbol.
Minat baca pada setiap anak berbeda-beda, ada yang enggan
membaca, ada yang tertarik membaca karena buku yang akan dibaca banyak
gambar-gambar yang unik, atau membaca karena terpaksa jika ada tugas atau
ulangan saja.Untuk mengatasi dan menumbuhkan minat baca siswa, maka harus ada
motivasi dari diri siswa sendiri (motivasi internal) dan motivasi dari luar
(motivasi eksternal). Kedua motivasi tersebut haruslah seimbang dan saling
mendukung satu sama lain. Agar minat siswa dalam membaca semakin tinggi.
3.2 Saran
Selain motivasi yang bersumber dari dalam dan luar siswa.
Adapun peran yang tak kalah penting dalam usaha menumbuhkan minat baca siswa,
yakni peran perpustakan sekolah.
Perpustakaan yang ideal dan baik harusnya mempunyai program
dan tujuan yang terencana dan jelas. Hal tersebut perlu dilakukan agar menarik
minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan untuk membaca-baca buku.
Adapun
program atau kegiatan yang perlu dilakukan oleh perpustakaan, di antaranya;
(a) memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna
perpustakaan.
(b) penyelenggaraan jam-jam cerita di perpustakaan sekolah,
(c) pemberian tugas membaca,
(d) melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan
kegemaran membaca,
(e) penyelenggaraan program membaca, dan
(f) pemberian bimbingan teknis membaca.
DAFTAR
PUSTAKA
- Darmono. 2007. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakara: Grasindo.
- Hasil wawancara dengan Bapak Indra Lesmana selaku Petugas Perpustakaan 400